Jengkol atau yang disebut jering adalah jenis tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara. Bangsa Barat menyebutnya sebagai dog fruit. Bijinya digemari di Malaysia, Myanmar, dan Thailand. Masyarakat Indonesia mengenalnya sebagai bahan pangan. Dibalik bau yang ditimbulkan oleh jengkol, ternyata terkandung banyak manfaat yang berguna bagi kesehatan. Buah yang memiliki nama ilmiah Archidendron pauciflorum atau Pithecellobium jiringa, termasuk jenis tanaman polong-polongan. Buahnya berupa polong dan berbentuk pipih, berwarna lembayung tua. Biji buah berkulit ari tipis dengan warna coklat mengkilap. Jengkol dapat menimbulkan bau tidak sedap setelah diolah dan diproses oleh pencernaan. Bagi Anda yang belum pernah mengkonsumsi jengkol mungkin tidak terlalu menganggap penting dan peduli, tapi bagi Anda yang pernah mengkonsumsi atau bahkan penggemar buah polong ini, nampaknya Anda perlu mengetahui manfaatnya.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa jengkol juga kaya akan karbohidrat, protein, vitamin A, vitamin B, fosfor, kalsium, alkaloid, minyak atsiri, steroid, glikosida, tanin, dan saponin. Kandungan vitamin C pada 100 gram biji jengkol adalah 80 mg, sedangkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan per hari adalah 75 mg sampai 90 mg untuk orang dewasa. Vitamin C sangat dibutuhkan tubuh untuk meningkatkan imunitas tubuh. Vitamin C juga berkaitan dengan berbagai fungsi yang melibatkan respirasi sel dan kerja enzim yang mekanismenya belum sepenuhnya dimengerti.
Di antara peran vitamin C adalah: oksidasi fenilalanin menjadi tirosin, reduksi ion ferri menjadi ferro dalam saluran pencernaan, sehingga besi lebih mudah untuk diserap, melepaskan besi dari transferrin dalam plasma agar dapat bergabung ke dalam ferritin jaringan, mengubah asam folat menjadi bentuk yang aktif, yaitu asam folinat, serta berperan penting dalam pembentukan hormon steroid dari kolesterol.
Kandungan fosfor pada jengkol yaitu 166,7 mg per 100 gram. Fosfor sangat bermanfaat untuk pembentukan tulang dan gigi, serta untuk penyimpanan dan pengeluaran energi. Dengan demikian, sesungguhnya banyak manfaat yang diperoleh dari mengonsumsi jengkol. Namun, konsumsi jengkol dapat memberikan efek bau tak sedap. Berdasarkan penelitian Soemitro (1987), senyawa aktif dalam kulit halus buah cenderung menunjukkan efek penurunan kadar gula darah yang besar sehingga baik untuk penderita diabetes.
Jengkol merupakan sumber protein yang baik, yaitu 23,3 gram per 100 gram. Kadar proteinnya jauh melebihi tempe yang selama ini dikenal sebagai sumber protein nabati, yaitu hanya 18,3 gram per 100 gram. Kebutuhan protein setiap individu tentu saja berbeda-beda. Selain untuk membantu pertumbuhan dan pemeliharaan, protein juga berfungsi membangun enzim, hormon, dan imunitas tubuh. Karena itu, protein sering disebut zat pembangun.
Protein juga memberikan efek menenangkan otak. Protein membantu otak bekerja dengan cepat dalam menerima pesan. Bagi anak-anak, protein sangat berperan untuk perkembangan tubuh dan sel otaknya. Pada orang dewasa, jika terjadi luka memar dan sebagainya, protein dapat membangun kembali sel-sel yang rusak.
Jengkol sangat kaya akan zat besi, yaitu 4,7 gram per 100 gram. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia. Gejala-gejala orang yang mengalami anemia defisiensi zat besi adalah kelelahan, lemah, pucat dan lesu, sakit kepala dan mudah marah, tidak mampu berkonsentrasi, serta rentan terhadap infeksi. Penderita anemia kronis menunjukkan bentuk kuku seperti sendok dan rapuh, pecah-pecah pada sudut mulut, lidah sulit menelan.
Vegetarian adalah yang paling berisiko untuk mengalami kekurangan zat besi. Di dalam tubuh, zat besi sebagian terletak dalam sel-sel darah merah sebagai heme, suatu pigmen yang mengandung inti sebuah atom besi. Jengkol juga sangat baik bagi kesehatan tulang karena tinggi kandungan kalsium, yaitu 140 mg per 100 gram. Peran kalsium pada umumnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu membantu pembentukan tulang dan gigi, serta mengatur proses biologis dalam tubuh. Kebutuhan kalsium terbesar adalah pada saat masa pertumbuhan, tetapi pada masa dewasa konsumsi yang cukup sangat dianjurkan untuk memelihara kesehatan tulang. Konsumsi kalsium yang dianjurkan pada orang dewasa adalah 800 mg per hari.
Buah Jengkol
Mengapa jengkol punya bau yang menusuk? Tidak jauh dari penyebab kenapa petai bau, penyebab bau itu sebenarnya adalah asam amino yang terkandung di dalam biji jengkol. Asam amino itu didominasi oleh asam amino yang mengandung unsur Sulfur (S). Ketika terdegradasi atau terpecah-pecah menjadi komponen yang lebih kecil, maka asam amino akan menghasilkan berbagai komponen flavor yang sangat bau, karena pengaruh sulfur tersebut. Salah satu gas yang terbentuk dengan unsur itu adalah gas H2S yang terkenal sangat bau.Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa jengkol juga kaya akan karbohidrat, protein, vitamin A, vitamin B, fosfor, kalsium, alkaloid, minyak atsiri, steroid, glikosida, tanin, dan saponin. Kandungan vitamin C pada 100 gram biji jengkol adalah 80 mg, sedangkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan per hari adalah 75 mg sampai 90 mg untuk orang dewasa. Vitamin C sangat dibutuhkan tubuh untuk meningkatkan imunitas tubuh. Vitamin C juga berkaitan dengan berbagai fungsi yang melibatkan respirasi sel dan kerja enzim yang mekanismenya belum sepenuhnya dimengerti.
Di antara peran vitamin C adalah: oksidasi fenilalanin menjadi tirosin, reduksi ion ferri menjadi ferro dalam saluran pencernaan, sehingga besi lebih mudah untuk diserap, melepaskan besi dari transferrin dalam plasma agar dapat bergabung ke dalam ferritin jaringan, mengubah asam folat menjadi bentuk yang aktif, yaitu asam folinat, serta berperan penting dalam pembentukan hormon steroid dari kolesterol.
Kandungan fosfor pada jengkol yaitu 166,7 mg per 100 gram. Fosfor sangat bermanfaat untuk pembentukan tulang dan gigi, serta untuk penyimpanan dan pengeluaran energi. Dengan demikian, sesungguhnya banyak manfaat yang diperoleh dari mengonsumsi jengkol. Namun, konsumsi jengkol dapat memberikan efek bau tak sedap. Berdasarkan penelitian Soemitro (1987), senyawa aktif dalam kulit halus buah cenderung menunjukkan efek penurunan kadar gula darah yang besar sehingga baik untuk penderita diabetes.
Jengkol merupakan sumber protein yang baik, yaitu 23,3 gram per 100 gram. Kadar proteinnya jauh melebihi tempe yang selama ini dikenal sebagai sumber protein nabati, yaitu hanya 18,3 gram per 100 gram. Kebutuhan protein setiap individu tentu saja berbeda-beda. Selain untuk membantu pertumbuhan dan pemeliharaan, protein juga berfungsi membangun enzim, hormon, dan imunitas tubuh. Karena itu, protein sering disebut zat pembangun.
Protein juga memberikan efek menenangkan otak. Protein membantu otak bekerja dengan cepat dalam menerima pesan. Bagi anak-anak, protein sangat berperan untuk perkembangan tubuh dan sel otaknya. Pada orang dewasa, jika terjadi luka memar dan sebagainya, protein dapat membangun kembali sel-sel yang rusak.
Jengkol sangat kaya akan zat besi, yaitu 4,7 gram per 100 gram. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia. Gejala-gejala orang yang mengalami anemia defisiensi zat besi adalah kelelahan, lemah, pucat dan lesu, sakit kepala dan mudah marah, tidak mampu berkonsentrasi, serta rentan terhadap infeksi. Penderita anemia kronis menunjukkan bentuk kuku seperti sendok dan rapuh, pecah-pecah pada sudut mulut, lidah sulit menelan.
Vegetarian adalah yang paling berisiko untuk mengalami kekurangan zat besi. Di dalam tubuh, zat besi sebagian terletak dalam sel-sel darah merah sebagai heme, suatu pigmen yang mengandung inti sebuah atom besi. Jengkol juga sangat baik bagi kesehatan tulang karena tinggi kandungan kalsium, yaitu 140 mg per 100 gram. Peran kalsium pada umumnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu membantu pembentukan tulang dan gigi, serta mengatur proses biologis dalam tubuh. Kebutuhan kalsium terbesar adalah pada saat masa pertumbuhan, tetapi pada masa dewasa konsumsi yang cukup sangat dianjurkan untuk memelihara kesehatan tulang. Konsumsi kalsium yang dianjurkan pada orang dewasa adalah 800 mg per hari.
No comments:
Post a Comment