Seperti yang kita ketahui bahwa setiap bangunan yang ada di muka bumi dibangun dengan proporsi yang mewakili presisi matematika, baik itu disengaja atau tidak. Sebab presisi hitungan dalam rancangan suatu struktur bangunan penting untuk memastikan ketahanan bangunan tersebut. Arsitektur dan matematika merupakan dua bidang ilmu yang saling berkaitan. Para arsitek memanfaatkan perhitungan matematis untuk menciptakan bangunan dengan seni arsitektur yang indah namun kokoh, sebagai contohnya yaitu bangunan-bangunan dengan gaya dekonstruktif. Sebenarnya ilmu arsitektur dekonstruksi merupakan pengembangan ilmu arsitektur modern, yang artinya biasa diaplikasikan pada bangunan yang sama.
Tidak hanya bangunan yang dibangun pada zaman modern, sebab situs-situs sejarah yang didirikan berabad-abad hingga ribuan tahun lalu pun ternyata dirancang dengan prinsip matematika yang rumit. Mulai dari Chichen Itza hingga Alhambra di Spanyol, semuanya dibuat dengan perhitungan matematika yang cukup maju pada masanya. Dipantau dari Wikipedia, berikut 5 situs bersejarah di dunia yang dirancang dengan arsitektur ter rumit. Mari kita simak bersama-sama!
1. Chichen Itza, Meksiko
Posisi El Castillo, situs pemujaan untuk dewa ular Kukulkan yang berada di dalam Chichen Itza diposisikan sedemikian rupa hingga sejajar dengan sistem astrologi. Sebanyak 52 panel di setiap sisi piramida berundak Chichen Itza melambangkan jumlah tahun dalam siklus Maya, tangganya terbagi menjadi 18 bulan, sesuai dengan jumlah bulan dalam kalender Maya. Sementara itu 365 anak tangga di El Castillo mewakili jumlah hari dalam kalender matahari suku Maya.
2. Piramida Agung Giza, Mesir
Ternyata bangunan berbentuk prisma segitiga raksasa ini juga menyimpan fakta matematis yang cukup unik dibalik arsitekturnya. Apabila diukur dalam satuan panjang cubit (ukuran panjang pertama yang digunakan manusia), garis keliling Piramida Agung Giza adalah 365,24, sama dengan jumlah hari dalam setahun. Selain itu jika garis keliling piramida dibagi dua, maka Anda akan mendapatkan angka 3,1416, sama dengan angka Pi. Tak hanya itu, ruangan untuk Firaun yang berada di dalam piramida tampaknya juga dirancang menggunakan dalil Phytagoras.
3. Katedral Sagrada Familia, Spanyol
Gereja megah ini dibangun oleh arsitek asal Catalania, Antoni Gaudi (1852-1926). Gereja ini tak pernah rampung dibangun oleh Gaudi, namun kemegahan arsitekturnya yang menakjubkan dan serba rumit menjadikan gereja ini masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO. Menurut para ahli yang mengamati Sagrada Familia, bangunan gereja ini merupakan perwujudan dari keajaiban matematika. Bangunan ini dibuat dengan struktur hiperbolik paraboloid, struktur arsitektur yang menggunakan prinsip geometri hiperbolik. Kubah dan jendela di gereja Segrada Familia dibuat oleh Gaudi menggunakan prinsip ini.
4. Parthenon, Yunani
Dalam seni arsitektur, struktur yang dibuat dengan prinsip rasio emas memiliki proporsi yang sangat ideal dari segi estetika. Karena itulah rasio emas juga sering disebut divine proportion atau proporsi ilahiah. Meski tidak diketahui pasti apakah bangsa Yunani kuno yang menciptakan prinsip matematis rasio emas, namun para ahli matematika dan arsitektur modern memang sering menemui rasio emas dalam bangunan-bangunan peninggalan kebudayaan kuno itu. Sebenarnya simbol Fi sendiri diciptakan berdasar nama Phidias, pematung yang menjadi arsitek utama Parthenon. Phidias menggunakan rasio emas dalam bentuk proporsi persegi panjang emas untuk rancangan eksterior, lantai, dan patung-patung yang menghiasi kuil. Patung Athena Parthenos dan patung Zeus merupakan dua di antara karya seni rumit pahatan Phidias yang dirancang dengan rasio emas.
5. Alhambra, Spanyol
Baru ketika Raja Muhammad bin Al-Ahmar menguasai daerah Granada pada pertengahan abad 11, pembangunan Alhambra dilanjutkan. Kediaman sang raja pun didirikan di dalam kompleks benteng tersebut. Keramik yang menghiasi permukaan bangunan Alhambra ternyata menampilkan pola geometri yang membutuhkan perhitungan matematis rinci. Panel-panel keramik di sana memuat pola simetri crystallographic. Gambar seperti ini merupakan klasifikasi matematika dari pola dua dimensi berulang yang dibuat secara simetris. Pola crystallographic sering muncul dalam seni dekoratif dan arsitektur, terutama arsitektur bangunan peninggalan kebudayaan Islam.
Dalam dunia matematika dikenal 17 jenis pola crystallographic. Adapun keistimewaan Alhambra yaitu jika dilihat dari sisi matematika adalah banyaknya pola crystallographic yang bisa ditemukan di bangunan ini. Jika di bangunan dengan gaya arsitektur Islam lainnya ada 3 sampai 5 jenis pola crystallographic saja, maka di Alhambra Anda bisa menemukan belasan pola crystallographic yang berbeda. Edith Mller, pada tahun 1944 melakukan observasi di Alhambra dan menemukan 11 pola simetri crystallographic di bangunan itu. Sementara itu pada tahun 1986 Branko Grunbaum menemukan 13 pola simetri crystallographic. Lebih jauh lagi Grunbaum menyatakan kalau 4 pola crystallographic yang ditemukan di Alhambra unik karena pola tersebut tidak ditemui di bangunan-bangunan peninggalan kebudayaan Islam lainnya.
Tidak hanya bangunan yang dibangun pada zaman modern, sebab situs-situs sejarah yang didirikan berabad-abad hingga ribuan tahun lalu pun ternyata dirancang dengan prinsip matematika yang rumit. Mulai dari Chichen Itza hingga Alhambra di Spanyol, semuanya dibuat dengan perhitungan matematika yang cukup maju pada masanya. Dipantau dari Wikipedia, berikut 5 situs bersejarah di dunia yang dirancang dengan arsitektur ter rumit. Mari kita simak bersama-sama!
1. Chichen Itza, Meksiko
By Cocojorgefalcon (Karya sendiri) [Public domain], via Wikimedia Commons
Chichen Itza merupakan Situs Peradaban Maya di Meksiko pada abad 800 SM. Piramida Kukulcan di kompleks situs bersejarah ini dipercaya sebagai pusat kegiatan politik dan ekonomi peradaban bangsa Maya yang terletak di Semenanjung Yucatan. Bangsa Maya dikenal maju dalam ilmu pengetahuan. Mereka telah mengenal ilmu astronomi dan matematika. Sebagai buktinya yaitu penggunaan angka 0 dalam sistem perhitungan mereka. Selain itu jika diteliti lagi bangunan-bangunan yang didirikan oleh Bangsa Maya menampilkan perpaduan sempurna antara konsep matematika dan astronomi. Posisi El Castillo, situs pemujaan untuk dewa ular Kukulkan yang berada di dalam Chichen Itza diposisikan sedemikian rupa hingga sejajar dengan sistem astrologi. Sebanyak 52 panel di setiap sisi piramida berundak Chichen Itza melambangkan jumlah tahun dalam siklus Maya, tangganya terbagi menjadi 18 bulan, sesuai dengan jumlah bulan dalam kalender Maya. Sementara itu 365 anak tangga di El Castillo mewakili jumlah hari dalam kalender matahari suku Maya.
2. Piramida Agung Giza, Mesir
By Robster1983 at en.wikipedia [CC0], from Wikimedia Commons
Piramida Agung Giza adalah piramida tertua dan terbesar dari tiga piramida yang ada di Nekropolis Giza dan merupakan satu-satunya bangunan yang masih menjadi bagian dari Tujuh Keajaiban Dunia. Situs peninggalan zaman Mesir kuno ini memang menyimpan berbagai fakta menakjubkan. Selain termasuk piramida tertua di dunia, piramida ini juga struktur tertinggi yang pernah dibuat manusia selama 3.800 tahun. Pantas saja kalau situs tersebut menjadi bagian dari Tujuh Keajaiban Dunia. Ternyata bangunan berbentuk prisma segitiga raksasa ini juga menyimpan fakta matematis yang cukup unik dibalik arsitekturnya. Apabila diukur dalam satuan panjang cubit (ukuran panjang pertama yang digunakan manusia), garis keliling Piramida Agung Giza adalah 365,24, sama dengan jumlah hari dalam setahun. Selain itu jika garis keliling piramida dibagi dua, maka Anda akan mendapatkan angka 3,1416, sama dengan angka Pi. Tak hanya itu, ruangan untuk Firaun yang berada di dalam piramida tampaknya juga dirancang menggunakan dalil Phytagoras.
3. Katedral Sagrada Familia, Spanyol
By Mstyslav Chernov (Self-photographed, http://mstyslav-chernov.com/) [CC-BY-SA-3.0], via Wikimedia Commons
Gereja Expiatori de la Sagrada Família, atau yang sering disebut Sagrada Família, adalah sebuah gereja Katolik Roma raksasa yang masih dalam proses pembangunan di kota Barcelona, Catalonia, Spanyol. Basilika Sagrada Familia yang berdiri di Kota Barcelona, Spanyol adalah gereja katedral yang penting bagi pemeluk Katolik. Menurut Wikipedia pada tahun 2010 Paus Benediktus XVI menyatakan gereja ini sebagai basilika minor, bagian dari katedral yang menjadi pusat kedudukan uskup. Gereja megah ini dibangun oleh arsitek asal Catalania, Antoni Gaudi (1852-1926). Gereja ini tak pernah rampung dibangun oleh Gaudi, namun kemegahan arsitekturnya yang menakjubkan dan serba rumit menjadikan gereja ini masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO. Menurut para ahli yang mengamati Sagrada Familia, bangunan gereja ini merupakan perwujudan dari keajaiban matematika. Bangunan ini dibuat dengan struktur hiperbolik paraboloid, struktur arsitektur yang menggunakan prinsip geometri hiperbolik. Kubah dan jendela di gereja Segrada Familia dibuat oleh Gaudi menggunakan prinsip ini.
4. Parthenon, Yunani
By Steve Swayne [CC-BY-SA-2.0], via Wikimedia Commons
Sebuah kuil Yunani yang dibangun untuk dewi Athena, pelindung Athena pada abad ke-5 SM. Parthenon dianggap sebagai simbol Yunani Kuno dan demokrasi Athena, dan merupakan salah satu monumen budaya terbesar dunia. Bangunan ini adalah salah satu peninggalan bersejarah zaman Yunani kuno yang memiliki konsep arsitektur menakjubkan pada masanya. Elemen-elemen arsitektur di Kuil Parthenon dibangun sesuai dengan konsep rasio emas. Menurut Wikipedia, dua nilai dianggap berada dalam hubungan rasio emas jika perbandingan antara jumlah kedua nilai itu (a+b) terhadap nilai yang paling besar (a) sama dengan rasio antara nilai besar (a) terhadap nilai kecil (b). Perbandingan seperti ini menghasilkan nilai akhir Fi (1,6180). Dalam seni arsitektur, struktur yang dibuat dengan prinsip rasio emas memiliki proporsi yang sangat ideal dari segi estetika. Karena itulah rasio emas juga sering disebut divine proportion atau proporsi ilahiah. Meski tidak diketahui pasti apakah bangsa Yunani kuno yang menciptakan prinsip matematis rasio emas, namun para ahli matematika dan arsitektur modern memang sering menemui rasio emas dalam bangunan-bangunan peninggalan kebudayaan kuno itu. Sebenarnya simbol Fi sendiri diciptakan berdasar nama Phidias, pematung yang menjadi arsitek utama Parthenon. Phidias menggunakan rasio emas dalam bentuk proporsi persegi panjang emas untuk rancangan eksterior, lantai, dan patung-patung yang menghiasi kuil. Patung Athena Parthenos dan patung Zeus merupakan dua di antara karya seni rumit pahatan Phidias yang dirancang dengan rasio emas.
5. Alhambra, Spanyol
By bernjan (Flickr) [CC-BY-2.0], via Wikimedia Commons
Alhambra ialah nama sebuah kompleks istana yang juga sebagai benteng megah dari kekhalifahan bani ummayyah di Granada, Spanyol bagian selatan, lokasinya mencakup wilayah perbukitan di batas kota Granada. Jika Sagrada Familia adalah situs penting bagi umat Katolik, maka Alhambra adalah peninggalan bersejarah penting yang menandai kejayaan Islam di daerah Andalusia pada masa lalu. Maka Alhambra merupakan kompleks istana dan benteng yang dibangun pada tahun 889. Pada awalnya situs di Granada, Andalusia ini hendak dijadikan benteng pertahanan. Akan tetapi pembangunannya terhenti dan benteng Alhambra dibiarkan terbengkalai selama sekian tahun.Baru ketika Raja Muhammad bin Al-Ahmar menguasai daerah Granada pada pertengahan abad 11, pembangunan Alhambra dilanjutkan. Kediaman sang raja pun didirikan di dalam kompleks benteng tersebut. Keramik yang menghiasi permukaan bangunan Alhambra ternyata menampilkan pola geometri yang membutuhkan perhitungan matematis rinci. Panel-panel keramik di sana memuat pola simetri crystallographic. Gambar seperti ini merupakan klasifikasi matematika dari pola dua dimensi berulang yang dibuat secara simetris. Pola crystallographic sering muncul dalam seni dekoratif dan arsitektur, terutama arsitektur bangunan peninggalan kebudayaan Islam.
Dalam dunia matematika dikenal 17 jenis pola crystallographic. Adapun keistimewaan Alhambra yaitu jika dilihat dari sisi matematika adalah banyaknya pola crystallographic yang bisa ditemukan di bangunan ini. Jika di bangunan dengan gaya arsitektur Islam lainnya ada 3 sampai 5 jenis pola crystallographic saja, maka di Alhambra Anda bisa menemukan belasan pola crystallographic yang berbeda. Edith Mller, pada tahun 1944 melakukan observasi di Alhambra dan menemukan 11 pola simetri crystallographic di bangunan itu. Sementara itu pada tahun 1986 Branko Grunbaum menemukan 13 pola simetri crystallographic. Lebih jauh lagi Grunbaum menyatakan kalau 4 pola crystallographic yang ditemukan di Alhambra unik karena pola tersebut tidak ditemui di bangunan-bangunan peninggalan kebudayaan Islam lainnya.
No comments:
Post a Comment