pospopulers -
Makanan ialah bahan yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Bagi sebagian orang makanan adalah kesenangan, namun bagi sebagian yang lain seperti yang sedang menjalani diet ketat, makanan adalah kutukan. Akan tetapi bagaimana pun makanan dibutuhkan seumur hidup kita. Sebagian besar dari kita mengetahui apa yang sedang dimakan, terutama kalau kita memasaknya sendiri di rumah.
Tetapi setelah mengetahui beberapa bahan makanan paling ekstrim dan teraneh berikut ini, yang telah benar-benar dipergunakan pada sejumlah makanan saat ini, mungkin Anda akan berpikir bahan apa saja yang sedang saya makan ini?
1. Virus
Pada bulan Agustus 2006, Administrasi Makanan dan Obat AS (FDA=Food and Drug Administration) menyetujui pemakaian bakteriofag-bakteriofag di dalam penyajian makanan (secara khusus pada produk daging siap saji). Suatu bakteriofag adalah sejenis virus yang menginfeksi bakteri. Dasar pemikiran dari penggunaan virus ini pada makanan karena kegunaannya untuk memakan setiap bakteri yang akan menyebabkan keracunan makanan. Setiap tahun 2.500 orang di AS sakit disebabkan listeriosis – dan akibatnya, berjuta-juta Orang Amerika saat ini secara teratur memakan makanan yang ditambahkan virus-virus secara sengaja untuk menghentikan perkembangan bakteri yang menyebabkan ribuan orang jatuh sakit. FDA berkata bahwa makanan yang dimasukkan virus ini tidak memerlukan label. Dan dengan sungguh menakutkan, mereka berkata: “Sepanjang sesuai dengan peraturan yang ada, kita menyimpulkan bahwa penggunaan virus-virus ini aman.” Bermanfaatkah menurut Anda? Andalah yang memutuskannya sendiri.
2. Emas
Logam transisi yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile". Emas adalah logam mulia yang paling indah di dunia. Selain sebagai bahan perhiasan yang sangat disukai wanita, bahan emas juga dipergunakan pada bagian tertentu dari elemen untuk elektronika. Tapi tahukan Anda kalau emas juga menjadi bahan penghias untuk makanan dan minuman dengan kode E Nomor E175. Emas sangat populer sebagai bahan tambahan pada minuman tradisional dari Jerman dan Polandia yang disebut Goldwasser (Goldwater) yang berisi ribuan lapisan emas kecil. Emas tidak bereaksi dalam kimia tubuh, dengan demikian emas hanya lewat dan tidak berpengaruh pada tubuh serta tidak memiliki nilai nutrisi.
3. Boraks
Borax atau Boraks merupakan suatu senyawa yang berbentuk kristal, warna putih, tidak berbau, larut dalam air dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Ini adalah bahan untuk memadamkan api, obat pembasmi serangga, perawatan untuk rambut kuda, campuran kaca dan bahan deterjen, dan berbagai produk lainnya. Di Amerika Serikat bahan ini dilarang digunakan sebagai pencampur makanan, tetapi tidak demikian di beberapa negara-negara lainnya. Boraks sering digunakan sebagai bahan pengawet di dalam caviar (telur ikan), dan di beberapa negara Asia dapat ditemukan di dalam mi, daging bakso, dan nasi. Boraks yang diberi kode E Nomor E285 mempunyai efek keracunan yang serius pada manusia (terutama pada bagian testes).
4. Aspal Cair
Bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis perkerasan lentur. Dulu, bunga amaranth digunakan sebagai pewarna makanan (dengan warna merah yang spesifik), namun tes ilmiah telah menemukan bahwa bahan ini bisa memicu kanker. Kemudian diusulkan bahan penggantinya yang disebut Allura Red AC (bernomor E Nomor E129). Allura Red AC dibuat dari aspal cair (cairan yang merupakan hasil sampingan dari penyulingan batubara menjadi gas batu bara atau coke). Aspal cair mudah terbakar dan sering digunakan di dalam sampo yang dirancang untuk membunuh kutu kepala. Bahan ini juga digunakan untuk membuat tylenol. Memang Allura Red AC tidak menyebabkan kanker, tapi dapat menyebabkan mual dan efek samping lain. Meskipun demikian, bahan ini sudah disetujui oleh FDA dan sangat umum ditemukan di dalam kembang gula dan soft drinks.
5. Kutu Busuk
Sejenis serangga parasit dari keluarga Cimicidae. Kutu busuk dikenal sebagai spesies yang meminum darah manusia dan hewan berdarah panas lainnya. Warna cochineal dan carmine adalah dua pewarna merah untuk makanan yang berasal dari kutu busuk, tepatnya cochineal bug (sejenis kutu busuk yang hidup di AS family Dactylopiidae). Zat pewarna merah masakan dihasilkan dengan pengeringan dan melumatkan keseluruhan tubuh dari kutu busuk, sementara itu warna carmine (merah tua) adalah bentuk lain dari bedak cochineal. Kutu busuk itu biasanya dibunuh dengan membenamkan mereka di dalam air mendidih – setelah beberapa lama terlarut di dalam air sampai tingkat warna merah tertentu – apakah itu seperti warna jingga muda atau merah menyala. 155 ribu kutu busuk diperlukan untuk membuat 1 kilogram bahan tersebut. Cochineal sudah digunakan untuk ratusan tahun dan juga dipergunakan sebagai bahan pewarna kain yang sangat populer.
5 Macam Campuran Aneh pada Makanan
Namun bagaimana dengan makanan di luar sana? Di warung, rumah makan atau restoran hotel berbintang atau makanan buatan pabrik, di mana makanan sudah tersaji di hadapan kita, dan kita tidak mengetahui bahan-bahan apa yang telah dicampurkan di dalam makanan kita. Mungkin Anda telah percaya penuh kepada koki profesional dengan keahlian tingkat tingginya dalam mengolah makanan, dan pasti tidak terpikir kalau mereka mencampurkan bahan-bahan aneh, atau mungkin tidak masuk akal ke dalam makanan Anda. Tetapi setelah mengetahui beberapa bahan makanan paling ekstrim dan teraneh berikut ini, yang telah benar-benar dipergunakan pada sejumlah makanan saat ini, mungkin Anda akan berpikir bahan apa saja yang sedang saya makan ini?
1. Virus
Pada bulan Agustus 2006, Administrasi Makanan dan Obat AS (FDA=Food and Drug Administration) menyetujui pemakaian bakteriofag-bakteriofag di dalam penyajian makanan (secara khusus pada produk daging siap saji). Suatu bakteriofag adalah sejenis virus yang menginfeksi bakteri. Dasar pemikiran dari penggunaan virus ini pada makanan karena kegunaannya untuk memakan setiap bakteri yang akan menyebabkan keracunan makanan. Setiap tahun 2.500 orang di AS sakit disebabkan listeriosis – dan akibatnya, berjuta-juta Orang Amerika saat ini secara teratur memakan makanan yang ditambahkan virus-virus secara sengaja untuk menghentikan perkembangan bakteri yang menyebabkan ribuan orang jatuh sakit. FDA berkata bahwa makanan yang dimasukkan virus ini tidak memerlukan label. Dan dengan sungguh menakutkan, mereka berkata: “Sepanjang sesuai dengan peraturan yang ada, kita menyimpulkan bahwa penggunaan virus-virus ini aman.” Bermanfaatkah menurut Anda? Andalah yang memutuskannya sendiri.
2. Emas
Logam transisi yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile". Emas adalah logam mulia yang paling indah di dunia. Selain sebagai bahan perhiasan yang sangat disukai wanita, bahan emas juga dipergunakan pada bagian tertentu dari elemen untuk elektronika. Tapi tahukan Anda kalau emas juga menjadi bahan penghias untuk makanan dan minuman dengan kode E Nomor E175. Emas sangat populer sebagai bahan tambahan pada minuman tradisional dari Jerman dan Polandia yang disebut Goldwasser (Goldwater) yang berisi ribuan lapisan emas kecil. Emas tidak bereaksi dalam kimia tubuh, dengan demikian emas hanya lewat dan tidak berpengaruh pada tubuh serta tidak memiliki nilai nutrisi.
3. Boraks
Borax atau Boraks merupakan suatu senyawa yang berbentuk kristal, warna putih, tidak berbau, larut dalam air dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Ini adalah bahan untuk memadamkan api, obat pembasmi serangga, perawatan untuk rambut kuda, campuran kaca dan bahan deterjen, dan berbagai produk lainnya. Di Amerika Serikat bahan ini dilarang digunakan sebagai pencampur makanan, tetapi tidak demikian di beberapa negara-negara lainnya. Boraks sering digunakan sebagai bahan pengawet di dalam caviar (telur ikan), dan di beberapa negara Asia dapat ditemukan di dalam mi, daging bakso, dan nasi. Boraks yang diberi kode E Nomor E285 mempunyai efek keracunan yang serius pada manusia (terutama pada bagian testes).
4. Aspal Cair
Bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis perkerasan lentur. Dulu, bunga amaranth digunakan sebagai pewarna makanan (dengan warna merah yang spesifik), namun tes ilmiah telah menemukan bahwa bahan ini bisa memicu kanker. Kemudian diusulkan bahan penggantinya yang disebut Allura Red AC (bernomor E Nomor E129). Allura Red AC dibuat dari aspal cair (cairan yang merupakan hasil sampingan dari penyulingan batubara menjadi gas batu bara atau coke). Aspal cair mudah terbakar dan sering digunakan di dalam sampo yang dirancang untuk membunuh kutu kepala. Bahan ini juga digunakan untuk membuat tylenol. Memang Allura Red AC tidak menyebabkan kanker, tapi dapat menyebabkan mual dan efek samping lain. Meskipun demikian, bahan ini sudah disetujui oleh FDA dan sangat umum ditemukan di dalam kembang gula dan soft drinks.
5. Kutu Busuk
Sejenis serangga parasit dari keluarga Cimicidae. Kutu busuk dikenal sebagai spesies yang meminum darah manusia dan hewan berdarah panas lainnya. Warna cochineal dan carmine adalah dua pewarna merah untuk makanan yang berasal dari kutu busuk, tepatnya cochineal bug (sejenis kutu busuk yang hidup di AS family Dactylopiidae). Zat pewarna merah masakan dihasilkan dengan pengeringan dan melumatkan keseluruhan tubuh dari kutu busuk, sementara itu warna carmine (merah tua) adalah bentuk lain dari bedak cochineal. Kutu busuk itu biasanya dibunuh dengan membenamkan mereka di dalam air mendidih – setelah beberapa lama terlarut di dalam air sampai tingkat warna merah tertentu – apakah itu seperti warna jingga muda atau merah menyala. 155 ribu kutu busuk diperlukan untuk membuat 1 kilogram bahan tersebut. Cochineal sudah digunakan untuk ratusan tahun dan juga dipergunakan sebagai bahan pewarna kain yang sangat populer.
No comments:
Post a Comment